Garis dua sudah muncul di tes kehamilan? Sekarang pasti penasaran bagaimana cara menghitung usia kehamilan secara manual dan cara menghitung HPL yang bisa Bunda lakukan sendiri.
Bidan atau dokter spesialis kandungan biasanya akan menghitung usia kehamilan berdasarkan tanggal pertama menstruasi terakhir atau berdasarkan tinggi puncak rahim, tetapi cara yang kedua tidak dapat kita temui lagi sekarang.
Oleh karena itu, saat kita memeriksakan kehamilan pertama kali, yang ditanyakan dokter atau bidan adalah tanggal berapa bunda mengalmi menstruasi terakhir.
Bagaimana cara menghitung usia kehamilan secara manual berdasarkan hari pertama menstuasi terakhir?
Cara mengitung usia kehamilan secara manual dengan rumus ini berlaku bagi ibu yang memiliki siklus menstruasi normal dan teratur yaitu setiap 28 hari.
Tanggal pertama menstruasi biasa disebut Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Untuk mengetahui berapa minggu usia kehamilan Bunda, Coba ingat-ingat tanggal HPHT bunda. HPHT bunda dihitung sebagai hari pertama kehamilan bunda.
Sebagai contoh bila HPHT bunda adalah tanggal 1 November, maka jika sekarang adalah tanggal 15 November, maka usia kehamilan bunda adalah 2 minggu.
Lalu bagaimana bila bunda tidak tahu atau tidak ingat tanggal pertama menstruasi?
Begini cara menghitung usia kehamilan secara manual jika tidak tahu tanggal pertama menstruasi, atau siklus menstruasi tidak teratur.
Ultrasonografi (USG) adalah solusinya. Saat ini setiap kedokteran kandungan yang berpraktek mempunyai alat ini, baik yang 2D,3D bahkan 4D dengan kelebihan dan kekurangan masing masing.
Dengan USG seorang dokter kandungan akan mengukur lingkar kepala dari kepala sampai pantat janin, sehinga usia kehamilan bunda dapat diperkirakan.
Cara Menghitung HPL secara manual
Dari HPHT bunda juga bisa mengetahui Hari Perkiraan Lahiran (HPL). Caranya adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama menstruasi terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnya.
Sedangkan untuk bulan yang tidak bisa di ukur tiga, seperti Januari, Februari dan Maret maka bulannya ditambah 9, tetepi tahunya tidak di tambah.
Sederhananya, guanakan rumus ini:
- Tanggal haid terakhir +7 = perkiraan tanggal kelahiran
- Bulan haid terakhir -3 = perkiraan bulan kelahiran
- Untuk bulan Januari, Februari, Maret, bulan haid terakhir +9
Misal, jika HPTP bunda adalah tanggal 15 Oktober 2018 (25 – 10 – 2015), maka HPL-nya adalah (15+7) – (10-3) – (2018+1) atau 22 -7 – 2019, Tanggal tersebut adalah perkiraan, tanggal kelahirannya sendiri bisa lebih cepat atau lebih lama selama 7 hari.
Mengapa HPL tidak sesuai dengan perhitungan dokter?
Perlu di ketahui bahwa kadang-kadang dokter akan mengubah HPL anda sehingga tidak sama dengan HPL awal. Namun Bunda tidak perlu Khawatir, karena hal ini memang umum terjadi.
Berikut ini 4 alasan mengapa HPL Bunda bisa berubah :
1. Menstruasi tidak teratur
Untuk memperkiraakan hari lahir, dokter akan bertanya kapan terakhir kali anda menstruasi saat pertama kali memeriksakan kehamilan. Hal ini menjadi sulit bagi bunda yang haidnya tidak teratur.
Untuk memperkirakan HPL, perlu diketahui waktu ovulasi bunda yang terjadi pada masa 14 hari setelah haid terakhir. Beberapa dokter juga akan menyarankan pemeriksaan USG pada trisemester pertama untuk mengetahui usia janin di dalam rahim.
2. Hasil USG di trisemester kedua
Sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Of Obstetrics and Gynecology menyatakan, USG yang dilakukan pada trisemester pertama, terutama di usia kandungan 13 minggu, jauh lebih akurat untuk memperkiraakan HPL.
Jadi, USG yang dilakukan di trisemester kedua hasilnya tidak terlalu akurat untuk memperkirakan tanggal kelahiran bayi. Bila kehamilan anda adalah hasil perawatan kesuburan (IVF), dokter akan melihat usia embrio dan tanggal embrio ditanamkan untuk perkiraan HPL.
3.Pengukuran fundus yang tidak teratur
Saat mengunjungi dokter, bunda akan menjalani pengukuran fundus (bagian atas rahim) kehamilan. Pemeriksaan ini akan memberikan gambaran, berapa usia kandungan berdasarkan ukuran rahim.
Bila anda mengandung bayi berukuran besar atau ukuran bayi lebih kecil dari rata-rata bayi biasa, maka HPL anda bisa berubah. Setelah pemeriksaan fundus, dokter akan menyesuaikan HPL dengan melihat analisa dari pemeriksaan tersebut.
4. Tingkat Fetoprotein alfa yang tidak normal
Alpha fetoprotein atau AFP merupakan protein yng diproduksi oleh janin yang terdapat dalam cairan amnion (ketuban) dan aliran darah ibu. Tingkat protein dapat diukur untuk medeteksi cacat bawaan tertentu seperti spina bifida dan down syndrome.
Biasanya, tingkat AFB diukur pada usia kehamilan 22 minggu. Jika level AFP tinggi, maka prediksi HPL akan menjadi tidak akurat. Dalam beberapa kasus, tingkat AFP tinggi juga bisa menjadi tanda bayi anda lahir dengan kelainan genetik.
Semoga informasi mengenai cara menghitung usia kehamilan dan menghitung hari perkiraan lahir (HPL) diatas bermanfaat ya!
